
RANDUSONGO.DESA.ID – Suasana kebersamaan dan semangat gotong royong begitu kental terasa di Dusun Pencol II RT 008 RW 004, Desa setempat, selama dua hari terakhir. Pukuhan warga dari berbagai usia, mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, hingga para pemuda, bahu-membahu melaksanakan kegiatan gugur gunung untuk memperbaiki infrastruktur jalan dusun yang kondisinya memprihatinkan di musim penghujan.
Kegiatan yang diinisiasi oleh perangkat dusun dan tokoh masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan jalan yang kerap kali tergenang air dan berlumpur saat hujan tiba. Kondisi jalan yang buruk ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari warga, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama para pengendara sepeda motor.
Kasun Pencol II, Lutfi Rodliyatin, S.Hi, dalam keterangannya di sela-sela kegiatan, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas antusiasme dan partisipasi aktif seluruh warga. “Alhamdulillah, semangat kegotongroyongan di dusun kita ini masih sangat tinggi. Saya sangat terharu melihat bagaimana seluruh warga dengan sukarela meluangkan waktu dan tenaga untuk memperbaiki jalan ini,” ujarnya dengan nada penuh semangat.
Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan bahwa perbaikan jalan ini menjadi prioritas utama mengingat intensitas hujan yang mulai meningkat. “Seperti yang kita ketahui bersama, saat musim hujan tiba, jalan di dusun kita ini seringkali tergenang air, bahkan air dari rumah-rumah warga juga ikut mengalir ke jalan. Kondisi ini tentu sangat mengganggu dan membuat jalan menjadi licin serta berlumpur,” jelasnya.
Kegiatan gugur gunung ini dilaksanakan selama dua hari penuh. Pada hari pertama, fokus utama adalah membersihkan jalan dari berbagai macam sampah dan material yang menghalangi aliran air. Warga tampak bersemangat membersihkan selokan-selokan kecil di tepi jalan agar air hujan dapat mengalir dengan lancar. Beberapa warga juga terlihat membawa alat-alat sederhana seperti cangkul, sekop, dan sapu lidi untuk membantu membersihkan jalan.
Tidak hanya membersihkan, pada hari kedua, warga juga melakukan penimbunan dan perataan jalan yang berlubang menggunakan material berupa tanah urug dan batu kerikil juga di cor dengan demen dan pasir yang telah disiapkan sebelumnya. Proses penimbunan dan perataan ini dilakukan secara manual dengan mengandalkan tenaga dan kekompakan warga. Meskipun pekerjaan ini cukup berat, namun semangat kebersamaan dan canda tawa antar warga membuat pekerjaan terasa lebih ringan.
“Kegiatan gugur gunung ini bukan hanya sekadar memperbaiki jalan, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi antar warga,” tutur Lutfi. “Kita bisa saling berinteraksi, bertukar pikiran, dan bekerja sama untuk kepentingan bersama. Inilah esensi dari gotong royong yang harus terus kita jaga dan lestarikan.”
Selain fokus pada perbaikan jalan, Lutfi juga menekankan pentingnya kesadaran warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Ia menghimbau agar warga tidak membuang sampah sembarangan, terutama di selokan atau sungai, karena hal tersebut dapat menyumbat aliran air dan memperparah kondisi jalan saat hujan.
“Menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan lingkungan yang bersih dan sehat, kita juga akan terhindar dari berbagai macam penyakit,” imbuhnya. “Saya berharap kegiatan gugur gunung ini tidak hanya menjadi kegiatan sesaat, tetapi juga dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan di kalangan warga Dusun Pencol II.”
Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat dalam kegiatan gugur gunung ini menunjukkan betapa kuatnya rasa memiliki dan kepedulian terhadap lingkungan di Dusun Pencol II. Para pemuda juga turut mengambil peran penting dalam kegiatan ini, menunjukkan bahwa semangat gotong royong terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah seorang warga, Markaban Ketua RT, mengungkapkan rasa senangnya bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Saya senang bisa ikut membantu memperbaiki jalan di dusun kita. Dengan jalan yang bagus, kita semua juga yang akan merasakan manfaatnya,” ujarnya sambil menyeka keringat di dahinya.
Hal senada juga diungkapkan oleh seorang pemuda dusun, Kulum. “Sebagai generasi muda, kami merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan seperti ini. Gotong royong adalah tradisi luhur bangsa kita yang harus terus kita lestarikan,” katanya dengan penuh semangat.
Kegiatan gugur gunung di Dusun Pencol II ini diharapkan dapat menjadi contoh positif bagi dusun-dusun lain di wilayah Magetan untuk terus menjaga semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan kebersamaan dan kerja sama, berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dapat diatasi dengan lebih mudah dan efektif.
Inisiatif dari warga Dusun Pencol II ini patut diacungi jempol. Di tengah kesibukan masing-masing, mereka masih menyempatkan diri untuk bekerja sama demi kepentingan bersama. Semangat gotong royong yang mereka tunjukkan adalah cerminan dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Dengan rampungnya perbaikan jalan ini, diharapkan aktivitas warga Dusun Pencol II dapat kembali berjalan lancar, terutama saat musim penghujan tiba. Jalan yang telah diperbaiki akan mempermudah aksesibilitas dan meningkatkan keamanan bagi seluruh pengguna jalan.
Keberhasilan kegiatan gugur gunung ini tidak lepas dari peran aktif seluruh warga, perangkat dusun, dan tokoh masyarakat yang telah bahu-membahu mewujudkan perbaikan infrastruktur jalan. Semangat kebersamaan dan gotong royong yangSolid ini menjadi modal utama dalam membangun dusun yang lebih baik dan sejahtera.
Kasun Lutfi kembali menyampaikan harapannya agar semangat gotong royong ini terus membara di hati setiap warga Dusun Pencol II. “Mari kita terus jaga kekompakan dan kebersamaan ini. Dengan gotong royong, kita bisa menghadapi berbagai tantangan dan mewujudkan kemajuan bagi dusun kita,” pungkasnya dengan optimisme.
Kegiatan gugur gunung di Dusun Pencol II ini menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong masih hidup dan menjadi kekuatan yang besar di tengah masyarakat. Semoga semangat ini terus menginspirasi dan menular ke wilayah-wilayah lain di Indonesia.
