RANDUSONGO.DESA.ID - Warga masyarakat Desa Randusongo, Kecamatan Gerih, Ngawi tepatnya di rumah Ibu Vega (30), Dusun Pencol I RT 004 RW 003, masih mempunyai tradisi adat jawa yang hingga kini masih lestari yaitu jagong bayi.
Tradisi Jagong bayi ini merupakan kerukunan masyarakat desa, di saat ada keluarga atau tetangga yang habis melahirkan, dimana acara jagong bayi ini adalah tradisi turun-temurun dari nenek moyang kita yang hingga kini masih tetep terjaga.
Tujuan dari keluarga atau tetangga jagong bayi adalah untuk memberikan ucapan rasa syukur atas kelahiran sang bayi dan melihat istilah Jawa "ngertakne" kesehatan bagi ibu pasca melahirkan.
Umumnya yang sudah berjalan dalam hal tradisi jagong bayi ,sehabis magrib biasanya yang berdatangan ibu-ibu sekalian membawa sabun, rinso, bedak bayi, peralatan bayi komplit dll, setelah isya bergantian untuk bapak-bapak.
Adapun adat Jawa yang masih kental dan masih dipercayai sebagai mitos, apabila keluarga atau tetangga ada yang datang untuk menjenguk bayi dan ibu yang habis melahirkan disitu pasti di siapin kapur sirih (enjed) jarinya harus di masukkan (ndulit) setelah itu di oleskan ke sibayi dengan harapan terlepas dari gangguan ghoib (sawan) atau tidak rewel.Untuk bapak -bapak yang datang setelah isya, biasanya kalau jagong bayi sebatas ngobrol, merokok serta minum kopi. Yang lebih asik adalah ada yang bermain kartu remi, domino, catur dan Handphone (HP). Untuk ibu-ibu hanya bergantian menggendong bayi dan bercengkrama sesama ibu lainnya.
Tradisi Jagong bayi ,bagi warga Desa Randusongo adalah sebagai penyambung tali silaturahmi, yang telah di wariskan oleh nenek moyang kita bertujuan hanya untuk mempererat rasa kekeluargaan dalam bermasyarakat serta melestarikan adat jawa.