RANDUSONGO.DESA.ID - Dalam menjaga kehamilan saat ini yang harus diwaspadai adalah Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan tujuan untuk mengurangi resiko tinggi ibu hamil terhadap janin (Bayi). Kondisi ini bisa terjadi pada ibu (wanita) di usia normal (subur) yaitu di usia 15 sampai 45 tahun (produktif).
Langkah dini untuk mengidentifikasi apakah ibu hamil mengalami kurang energi kronik atau tidak adalah dengan menggunakan metode yang sederhana mengukur "lingkaran Lengan Atas" (LILA). “Jika terjadi lingkar lengan atas kurang dari 24 cm, seperti yang di alami warga Dusun Bulu I Rt 002 RW 005 Desa Randusongo, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Sunarti (22) tahun, Lingkar Lengan Atas hanya 22,5 cm, maka dipastikan hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK)”, Ungkap Bides Randusongo, Oktin.
Penyebab terjadinya KEK pada umumnya adalah karena kurangnya makanan bernutrisi dan bergizi juga usia kehamilan yang terlalu muda ataupun terlalu tua.
Umumnya, ibu hamil yang mengalami KEK akan mengalami kekurangan gizi, tubuh mudah lelah, pucat, lemas, dan mengalami kesulitan dalam proses persalinan. Akan tetapi, KEK juga bisa berpengaruh pada janin hingga beresiko tinggi terjadi keguguran, perkembangan janin yang terhambat, cacat janin, bayi premature, hingga kematian bayi.
Wujud kepedulian sebagai Orang Tua Asuh (OTA) dari Kepala Dinas (Kadin) Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Ngawi, Wiwien Purwaningsih, pada Selasa (21/03) di dampingi Bidan Desa (Bides) Oktin Nurrohmi, berkunjung dan memberikan bantuan kepada, Sunarti dengan harapan dapat membantu dan menunjang gizi agar tidak sampai terjadi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Serta memberikan wawasan untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi dan rajin periksa ke bidan/dokter ( Puskesmas) untuk memantau kesehatan ibu dan bayi.
